Data matrix merupakan salah satu kode 2D yang berfungsi untuk menyampaikan pesan sebuah brand atau menyediakan opsi untuk pelacakan internal dan tindakan anti-pemalsuan.
Apakah yang membedakan Data Matrix Code dengan QR code? Dan seperti apa bentuk pengaplikasiannya? Selengkapnya telah kami rangkum pada artikel ini.
Apa itu Data Matrix?
Data matrix adalah kode 2D yang mengkodekan data dalam sel atau titik persegi berwarna hitam dan putih yang disusun dalam kotak atau “matriks”. Tidak seperti barcode 1D, data matrix bersifat omnidireksional, artinya dapat dibaca dari sudut manapun.
Kode data matrix dicirikan dengan pola berbentuk “L” di satu sisinya, atau disebut sebagai finder yang berfungsi membantu pemindai kamera menemukan kode.
Mengapa Data Matrix Digunakan?
Data matrix penting digunakan karena memiliki beberapa keunggulan. Data matrix memiliki toleransi kesalahan yang tinggi yaitu hingga 30%. Selain itu juga mampu mengkodekan huruf, data numerik, atau karakter ASCII lainnya.
Kode data matriks dapat dipindai dari sudut manapun (0-360°) dan sangat cocok untuk penandaan (marking) pada produk dengan area yang sangat kecil.
Komponen Kode Data Matrix
Komponen kode data matriks meliputi:
- Clocking pattern yang memberikan hitungan jumlah baris dan kolom dalam kode.
- Sel atau elemen sebagai komponen interior kode yang membentuk pola.
- Data region berupa data teks atau numerik.
- Finder atau pola “L” yang membantu pembaca barcode menemukan orientasi kode.
- Quiet zone sebagai margin ruang putih di sekitar seluruh kode.
Perbedaan Data Matrix Dengan QR Code
Kode Data Matrix dan kode QR (Quick Response) termasuk ke dalam barcode 2D. Namun, terdapat perbedaan antara kedua kode ini yang membuatnya lebih cocok untuk aplikasi yang berbeda.
Kode Data Matrix secara fisik lebih kecil dari kode QR, menawarkan kepadatan data yang tinggi dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga ideal untuk menandai bagian produk dengan ruang yang terbatas, seperti pada komponen elektronik kecil.
Sedangkan, kode QR lebih besar dan dapat berisi lebih banyak data (maksimal 4.296 karakter alfanumerik dan 7089 numerik) daripada kode Data Matrix (maksimal 2335 karakter alfanumerik dan 3116 numerik).
Dari segi bentuknya, Kode Matrix dicirikan dengan pola berbentuk L di salah satu sisinya. Sedangkan QR code dicirikan dengan tiga kotak di sudutnya yang memungkinkan untuk membaca data yang disandikan.
Pengaplikasian Data Matrix Pada Industri
Data matriks telah digunakan pada berbagai aplikasi industri. Beberapa diantaranya seperti:
- Industri pesawat terbang (aerospace).
- Industri otomotif (automotive).
- Industri metalurgi (metallurgy).
- Industri elektronik.
- Industri farmasi dan alat kesehatan.
- Industri media cetak.
- Dan lain sebagainya.
Bagaimana Cara Membuat Data Matrix Pada Logam?
Untuk membuat kode Data Matrix pada permukaan benda kerja, Anda dapat menggunakan mesin dot-peen marking atau laser marking. Keduanya dapat membentuk data matrix pada logam namun dalam bentuk yang berbeda.
Dot peen marking menghasilkan kode data matrix dari kumpulan titik-titik. Sedangkan laser marking mampu menghasilkan kode data matrix dengan kecepatan dan presisi tinggi di area yang sangat kecil.
Contoh Mesin Marking yang Bisa Membuat Data Matrix pada Logam
1. Sisma Laser Marker BIG SMARK BSP 200F - 700F
2. Sisma Laser Engraving Working Station LWS
3. SIC Marking EC1 Dot Peen Marking Machine
4. SIC Marking E-Touch XL Marking System
Distributor Mesin Marking di Indonesia
PT LFC Teknologi Indonesia adalah distributor resmi mesin marking di Indonesia. Untuk berdiskusi seputar kebutuhan mesin marking di perusahaan Anda, silakan hubungi kami.
Kunjungi juga halaman Facebook, Instagram, Youtube, Linkedin dan TikTok kami untuk mendapatkan update terbaru seputar peralatan industri lainnya.