Dalam bidang teknik, ada berbagai alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran seperti tegangan, arus, kecepatan, hambatan, energi, daya, dan lain-lain, disebut sebagai alat ukur (measuring tools).
Alat ukur dibedakan menjadi 2 jenis utama berdasarkan konstruksi, cara kerja, dan tampilan hasilnya, yaitu:
-
Alat ukur analog
-
Alat ukur digital
Berikut ini kami menganalisa beberapa perbedaan antara proses pengukuran dengan metode analog dan digital.
Proses Pengukuran Menggunakan Alat Ukur Analog
Dengan menggunakan alat ukur analog, pembacaan hasil pengukuran dan pencatatan perlu dilakukan secara manual, seperti berikut ini.
a. Proses Pengukuran
Pada saat akan melakukan pengukuran sebuah part dengan alat ukur analog, Anda sebaiknya memilih alat ukur dengan satuan dan rentang pengukuran yang sesuai. Misalnya pada gambar ini, kami menggunakan mikrometer analog versi metrik Moore & Wright Outside Micrometer 200 Series dengan rentang pengukuran 0-25 mm dalam peningkatan 0,01 mm.
Kemudian, kita hitung skala secara manual untuk mendapatkan hasil pengukuran. Umumnya pengukuran dan pembacaan ini dilakukan dengan pengulangan sebanyak 2-5 kali di berbagai titik blok.
b. Proses Pencatatan
Setelah pembacaan selesai, dilakukan pencatatan hasil dan dilanjutkan kembali dengan pengukuran pada titik part selanjutnya.
c. Proses Data Entry & Validasi
Setelah pengukuran dan pencatatan manual, semua data yang didapat dimasukkan ke dalam check sheet form. Check sheet form merupakan formulir terstruktur yang disiapkan untuk mengumpulkan dan menganalisis data dalam proses quality control.
Apabila data yang didapat sesuai maka hasil pengukuran diterima. Sedangkan apabila data yang didapat berada di luar batas MAX dan batas MIN maka hasil ditolak, seperti yang ditunjukkan pada Gambar di atas.
Proses Pengukuran Menggunakan Alat Ukur Digital
Berbeda dari alat ukur analog, hasil pengukuran dengan alat ukur digital ditampilkan pada layar elektronik, yang dapat diatur dengan beberapa opsi pengukuran, seperti antara mm (milimeter) dan inci (in).
a. Proses Pengukuran
Proses pengukuran sebuah part menggunakan alat ukur digital jauh lebih cepat dan praktis karena hasil yang secara otomatis terbaca di layar LCD. Bahkan beberapa alat ukur digital saat ini sudah dilengkapi dengan fitur transfer bluetooth & WI-Fi, seperti Sylvac Digital Micrometer S_Mike PRO IP67. Sehingga Anda tidak perlu lagi untuk mencatat secara manual.
b. Proses Validasi
Setelah hasil pengukuran ditransfer maka dilanjutkan dengan proses validasi. Apabila data yang didapat sesuai maka hasil pengukuran diterima. Sedangkan apabila data yang didapat berada di luar batas MAX dan batas MIN maka hasil ditolak.
Keunggulan Alat Ukur Digital
1. Akurasi dan presisi
Kelebihan pertama dari alat ukur digital adalah memberikan pengukuran yang akurat dan tepat karena kemungkinan kesalahan pembacaan (human error) lebih kecil.
2. Lebih Efisien
Hasil secara otomatis ditampilkan pada layar, bahkan data dapat ditransfer secara real-time, sehingga menghemat waktu dan lebih efisien.
3. Mudah untuk Digunakan
Pengguna alat ukur digital juga tidak membutuhkan skill khusus dalam membaca hasil pengukuran karena penggunaannya sangat mudah.
Kesimpulan
Perbedaan utama antara alat analog dan digital yang paling signifikan terletak pada bagaimana output/hasil didapatkan. Instrumen digital mampu menunjukkan output pada layar tampilan digital secara cepat dan mudah sehingga jauh lebih efisien untuk proses operasional industri yang membutuhkan banyak tahap pengukuran dan inspeksi.
Distributor Alat Ukur Digital di Indonesia
PT LFC Teknologi Indonesia adalah distributor resmi alat ukur digital di Indonesia. Untuk berdiskusi seputar kebutuhan alat ukur di perusahaan Anda, silakan hubungi kami.
Kunjungi juga halaman Facebook, Instagram, Youtube, Linkedin dan TikTok kami untuk mendapatkan update terbaru seputar peralatan industri lainnya.